Di tengah pusat kota Madinah Al-Munawwarah, tepatnya di dalam kompleks suci Masjid Nabawi, terdapat sebuah ruangan kecil yang begitu bermakna dalam sejarah panjang Islam. Ruangan tersebut bukanlah tempat biasa. Dahulu, tempat ini merupakan kamar pribadi dari istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Di ruang mungil inilah, kehidupan penuh kesederhanaan dan keberkahan terjadi bersama manusia paling mulia di muka bumi.

Kini, ruangan itu menjadi tempat peristirahatan terakhir pemimpin umat Islam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Di sisi kanan makamnya dimakamkan sahabat terdekat sekaligus mertuanya, Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu. Sementara di sisi kiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersemayam sahabat karib lainnya yaitu Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu.

Mengutip dari karya Prof. Dr. H. J. Suyuthi dalam buku Sejarah Peradaban Islampada hari Senin, tanggal 2 Rabi’ul Awwal tahun ke-11 Hijriyah, langit kota Madinah seakan diselimuti awan duka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan sang istri tercinta, Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.

Ketika kesedihan menyelimuti umat Islam, muncul pertanyaan besar di tengah masyarakat: di manakah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam akan dimakamkan?

Jawabannya datang dari sabda beliau sendiri:

“Tidak ada nabi yang ditangkap, melainkan dikuburkan di tempat dia ditangkap.”
“Seorang nabi tidak dikuburkan kecuali di tempat dia meninggal.”
(HR. Tirmidzi)

Maka diputuskanlah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam akan dimakamkan di kamar Aisyah Radhiyallahu ‘Anha—tempat beliau wafat, sekaligus tempat beliau biasa duduk, beristirahat, dan menyampaikan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di negeri itu, jenazahnya dikuburkan dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang dari para sahabatnya.

Kisah pemakaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu
Dua tahun setelah kepergian Rasulullah SAW, duka kembali melanda Madinah. Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, sahabat terdekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sekaligus khalifah pertama umat Islam, meninggal dunia pada usia 63 tahun. Sepanjang hidupnya, Abu Bakar selalu berada di sisi Nabi, termasuk pada saat hijrah bersejarah ke Madinah. Loyalitasnya yang luar biasa membuatnya mendapatkan gelar tersebut Asy-Siddiq (yang meneguhkan kebenaran Rasulullah).

Sebelum kematiannya, Abu Bakar menyampaikan permintaan sederhana namun bermakna:

“Kuburkan aku di samping Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.”

Permintaan itu dipenuhi. Tanah di sebelah kanan makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam digali, dan jenazah Abu Bakar dibaringkan di sana, di samping kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat dicintai dan dihormatinya.

Kisah Meninggalnya Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu
Sepuluh tahun kemudian, giliran Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu memimpin umat sebagai khalifah. Di bawah kepemimpinannya, Islam mencapai masa keemasan dan perluasan wilayah yang luar biasa. Namun, ajal datang tak terelakkan. Saat sedang memimpin shalat Subuh, Umar ditikam oleh seorang Majusi bernama Abu Lu’lu’ah.

Dalam kondisi kritis, Umar Radhiyallahu ‘Anhu mengungkapkan satu harapan terakhir: ia ingin dimakamkan di samping Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu. Tetapi ada satu kendala: tempat itu adalah milik Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang telah menyimpannya untuk dirinya sendiri.

Umar kemudian mengutus putranya, Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, untuk meminta izin kepada Aisyah. Dengan mata terbelalak, Aisyah menjawab:

“Aku telah menyimpan tempat itu untuk diriku sendiri, tetapi hari ini aku mengutamakan Umar atas diriku.”

Dengan izin penuh ketulusan itu, Umar dimakamkan di sisi kiri Rasulullah. Maka, kini tiga tokoh terbesar dalam sejarah Islam berbaring berdampingan dalam formasi abadi: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di tengah, Abu Bakar di kanan, dan Umar di kiri.

Letak Ketiga Makam Mulia
Seiring waktu, Masjid Nabawi mengalami berbagai perluasan dan renovasi. Kini, ketiga makam tersebut berada dalam kompleks Masjid Nabawi, tepatnya di sudut tenggara (bagian kiri depan masjid). Meskipun tidak terlihat secara langsung karena berada dalam area suci yang disebut Rawdah Asy-SyarifahUmat Islam dari berbagai belahan dunia masih datang berkunjung dengan penuh hormat.

Ketiga makam tersebut kini berada di balik pagar hijau berhiaskan emas yang dikenal sebagai Syubbak. Para peziarah biasanya berdiri penuh hormat di depan pagar, kemudian memberi salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kedua sahabatnya. Sebab, sebagaimana janji Nabi:

“Tidak ada seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku agar aku membalas salamnya kepadanya.”
“Tidak ada seorang pun yang memberi salam kepadaku, kecuali Allah memulihkan jiwaku sehingga aku dapat menjawab salamnya.”
(HR. Abu Dawud)

Ingin merasakan langsung kemegahan Masjid Nabawi dan mengunjungi tempat paling bersejarah dalam Islam?
bersama Perjalanan Umrah Nabi yang Muliaperjalanan spiritual Anda akan dibimbing dengan ilmu, kenyamanan, dan pelayanan terbaik.

🌐 Kunjungi: https://nabawimulia.co.id/
Untuk informasi lebih lengkap dan jadwal keberangkatan terbaru.

News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door

Download Film

Gaming center adalah sebuah tempat atau fasilitas yang menyediakan berbagai perangkat dan layanan untuk bermain video game, baik di PC, konsol, maupun mesin arcade. Gaming center ini bisa dikunjungi oleh siapa saja yang ingin bermain game secara individu atau bersama teman-teman. Beberapa gaming center juga sering digunakan sebagai lokasi turnamen game atau esports.

Kiriman serupa