Salat Berjamaah di Rumah Menemani Istri yang Demensia

PERTANYAAN:

Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,
mohon pencerahannya
Istri ana setiap shalatnya dipastikan salah (demensia), karna roka’atnya kurang dari yang disyariatkan.
Jadinya ana harus selalu selalu didepanya sebagai imam.
Persoalannya setiap saat adzan tiba ana ngga bisa shalat di masjid atau berjamaah di tempat lain (saat upa misalnya)
Lalu pilihan terbaiknya bagaimana ini ya ?
Usia ana 70+
Usia istri 60+

JAWABAN

Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

Robbuna yusahil ‘alaikum wa ahlikum..

Ada pilihan tanpa harus kita meninggalkan berjamaah di masjid. Yaitu kita shalat berjamaah di masjid, begitu pulang bisa menemani istri shalat berjamaah. Ini tidak apa-apa, sudah terjadi sejak masa Rasulullah ﷺ.

Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu, meriwayatkan:

Muadz biasa salat magrib bersama Nabi Muhammad SAW, lalu dia mendatangi kaumnya dan memimpinnya bersama mereka. Baginya hal itu bersifat sukarela, dan bagi mereka hal itu diwajibkan.

Mu’adz radhiyallahu ‘anhu biasa melakukan shalat Isya bersama Nabi ﷺ, kemudian beliau kembali kepada kaumnya dan memimpin mereka dalam shalat itu. Jadi bagi Mu’adz kaidahnya adalah sunnah (sholat tathawwu’), sedangkan bagi kaumnya kaidahnya adalah salat wajib. (HR.Muttafaq ‘Alaih)

Dalam hadis ini ditunjukkan bahwa boleh bagi seseorang yang telah selesai shalat wajib, kemudian ia mengiringi shalat wajib orang lain (misalnya istrinya), dan baginya itu dianggap sunah sedangkan shalat wajib orang lain. Pandangan ini diperkuat oleh para Imam seperti Imam Ibnul Mundzir dari Atha’, Al Auza’i, Imam Ahmad, Abu Tsaur, dan Sulaiman bin Harb serta Imam An Nawawi dari mazhab Syafi’i radhiyallahu ‘anhu kepada mereka semua.

Wallahu A’lam

Farid Nu’man Hasan

Terkait