Ulasan Game Tunarungu / Hoh – Just Dance 2020

Salinan ulasan disediakan oleh Ubisoft.

Sebelum saya memulai review, saya harus menyebutkan tiga hal: ternyata fungsi Screenshot di dalam game dinonaktifkan (mungkin karena masalah lisensi yang mungkin timbul dari screenshot), jadi saya harus minta maaf atas kualitas “screenshot”, semoga cukup baik untuk melihat masalahnya. Hal kedua adalah, apakah Anda termasuk orang yang bugar dan aktif atau tidak, lakukanlah pemanasan sebelum memainkan game ini.

Terakhir, menurut saya penting untuk mengatakan: Anda dapat bermain dengan salah satu Joy-Con (Anda hanya memerlukan satu per orang) atau telepon. Saya bermain dengan Joy-Con karena di ruang TV saya, Wi-Finya agak terputus-putus dan Joy-Con cukup nyaman di tangan saya.

Sekarang, mari kita masuk ke ulasannya. Pertama pengaturannya:

Sayangnya, di sinilah saya kecewa dengan pilihannya. Semuanya hanyalah opsi sakelar (dengan kata lain, Anda hanya memiliki opsi untuk menghidupkan dan mematikan). Jadi dalam kasus saya, saya telah mengaktifkan Lirik dan Piktogram, tetapi sama sekali tidak ada opsi untuk penyesuaian. Saya pikir saya akan dapat menyesuaikan setidaknya ukuran liriknya, namun ternyata tidak demikian. Saya ingin setidaknya ada dua opsi yang ditawarkan: ukuran dan posisi.

Karena liriknya diatur, sulit bagi saya untuk membacanya sambil memperhatikan Piktogram karena letaknya di sisi layar yang berlawanan. Belum lagi bagi saya hampir tidak dapat dibaca, karena kurangnya kontras antara teks dan latar belakang serta ukurannya yang sangat kecil. Bahkan bermain di TV dan berdiri beberapa meter jauhnya, terlalu sulit untuk membaca ketika saya hanya fokus membacanya, tanpa bermain/menari sama sekali. Meskipun menurut saya berguna jika mereka menonjolkan gaya karaoke sehingga Anda dapat mengikuti apa yang sedang dinyanyikan, sangat sulit untuk dibaca sambil menari karena ukuran dan posisinya.

Bagi saya, akan lebih sempurna jika ukurannya lebih besar dan ditempatkan di atas Piktogram, sehingga akan lebih mudah bagi saya untuk melacak keduanya. Sebenarnya akan berguna bagi saya untuk mempelajari lirik dan bahkan mengasosiasikan kata-kata tertentu dengan gerakan tarian, sehingga akan lebih mudah untuk menghafal keseluruhan koreografinya. Saya tidak pernah bisa menghafal lirik karena saya tidak memahaminya, tapi JD2020 bisa menjadi cara terbaik bagi saya untuk menghafal lirik dan tariannya.

Piktogram terbukti berguna bagi saya, karena ini pertama kalinya saya memainkan game Just Dance dalam hidup saya. Dan karena saya tidak dapat mendengar dengan baik bahkan dengan alat bantu dengar (karena alat bantu dengar saya akan membersihkan suara apa pun dalam upaya membuatnya lebih jelas untuk dipahami, tetapi dengan lagu, hal ini hampir selalu menjadi bumerang), saya tidak dapat benar-benar mengikuti iramanya. Secara umum, memiliki Piktogram adalah panduan visual yang bagus tentang bagaimana saya harus melakukan gerakan.

Ulasan ini singkat karena tidak banyak yang perlu dibicarakan karena genrenya sama sekali berbeda dari FPS atau strategi. Saya merasa game ini sebisa mungkin sangat visual, dan ini sangat bagus bagi saya, karena saya selalu menjadi orang yang visual. Sangat mudah untuk memahami gerakan apa yang harus saya lakukan dan itu juga menyenangkan dan menantang. Pada dasarnya, permainan ini sesuai dengan namanya: menari saja. Tidak ada komunikasi dalam game antar pemain, karena Anda bermain solo atau co-coop lokal. Saya masih perlu mendapat kesempatan memainkan mode All Stars, tapi pertama-tama, saya perlu meningkatkan gerakan saya!

Alexia adalah seorang penulis tunarungu, lulusan Komunikasi Audiovisual dan mahasiswa Magister Penulisan Skenario. Bergairah tentang representasi, aksesibilitas, dan kesehatan mental di media, juga menulis tentang pengalaman pribadi dengan ketulian/gangguan pendengaran dan kesehatan mental di Medium. Anda dapat menghubunginya di Twitter di @AlehCemy